KLASIFIKASI 8 PLANET PENYUSUN TATA SURYA, Part 2
MENGENAL PLANET PLANET DAN SATELIT YANG MENYUSUN TATA SURYA
Planet dengan satelitnya
Halo sobat astronomi ! kembali lagi dengan saya Dafit di blog astronomi dan ilmu pengetahuan ruang angkasa. Dan kali ini, saya akan melanjutkan pembahasanku mengenai planet planet dan satelit alamnya di tata surya kita, karena sebelumnya saya baru membahas yang terrestrialnya (planet bebatuan), dan sekarang saya akan menjelaskan yang joviannya (planet bergas). Baiklah, tanpa menunggu lama lagi, langsung saja kita mulai. Cekidot!
Planet di tata surya kita terbagi menjadi 2 macam penggolongan, ada planet bebatuan (terrestrial) dan planet bergas (jovian). Planet bebatuan ditandai dengan kandungan gas yang relatif sedikit, namun memiliki tingkat kepadatan yang tinggi, seperti Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Planet bergas, sesuai namanya ditandai dengan kandungan gas yang sangat melimpah, namun memiliki tingkat kepadatan yang rendah, tergolong planet raksasa, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Saat ini, planet di tata surya kita yang diakui sebanyak 8 buah, dengan masing masing dari planet tersebut memiliki satelit alamnya, kecuali Merkurius. Planet jovian memiliki banyak satelit alam yang mengorbit padanya. Ini dikarenakan gaya tarik planet jovian sangat besar sehingga mampu mengendalikan banyak satelit disekitarnya dengan cukup mudah.
Kali ini saya akan menjelaskan satu per satu mengenai pengklasifikasian planet jovian. Bagi sobat astronomi yang belum membaca pengklasifikasian planet terrestrial, kalian bisa membuka postingan lamaku dengan mengunjungi website berikut : https://astronomiiptek.blogspot.com/2020/01/tata-surya-dan-alam-semesta.html (mohon maaf apabila dalam website sebelumnya terdapat tulisan yang kurang begitu jelas, sekedar menjadi koreksi bagi sobat...)
Seperti yang sudah saya sebutkan diatas bahwa planet jovian terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Berikut penjelasan mengenai 4 planet tersebut.
- Jupiter
Jupiter beserta satelitnya
Planet Jupiter sebagian besar terdiri dari gas hidrogen, helium, dan metana. Konsentrasinya tersebar merata diseluruh permukaan planet, menutupi hampir 80 % dari permukaan planet. Inti planet Jupiter tidaklah sebesar bentuk aslinya, Jupiter berukuran besar karena gas yang sangat melimpah. Kemungkinan inti Jupiter hanya sebesar 20% dari keseluruhannya, dimana kandungan utamanya ialah zat cair dengan gas yang viskositasnya sangat tinggi. Ini berarti, semakin keluar, konsentrasi gasnya semakin meregang dan saat mencapai ketebalan tertentu, gesekan antar partikel gas sudah mulai aktif. Hal inilah yang menyebabkan berbagai peristiwa internal terjadi di Jupiter.
Salah satu bentuk aktivitas gas yang sangat berpengaruh di Jupiter yakni peristiwa kilatan supersonik dan badai Jupiter. Hal ini bisa terjadi karena Jupiter memiliki kecepatan rotasi yang menakutkan. Semakin cepat rotasi suatu planet akan menyebabkan sebagian besar perubahan pada aktivitas internal planet, perubahan ini akan sangat jelas terlihat dari permukaan luar planet tersebut. Pada Jupiter, terlihat pada badannya terdapat banyak sekali garis garis horizontal yang melintang diseluruh permukaannya secara bersambungan hingga terjadi kerapatan yang sangat tinggi pada bagian kutub, garis yang tidak terhubung biasanya membentuk semacam corak lingkaran merah kecil hingga besar di permukaannya. Ini merupakan bentuk peristiwa yang setiap harinya terjadi di Jupiter, garis garis melintang tersebut merupakan pergerakan gas dan awan yang tiada hentinya, membawa arus angin yang sangat kuat, 100 x lipat dari tornado di bumi. Untuk corak lingkaran di Jupiter, merupakan zona badai maha dahsyat yang apabila seandainya terjadi dibumi, bisa menyebabkan gempa bumi sekuat 12 SR, mampu menghancurkan hampir seluruh benua dan samudera di muka bumi.
Hingga saat ini, belum ada satupun pesawat ruang angkasa yang bisa memasuki planet raksasa itu. Bukan tanpa alasan, planet ini mustahil untuk dimasuki karena tidak memiliki inti yang konsisten, dan juga peristiwa mengerikan terjadi seluruh permukaan planet gas itu. Untuk temperaturnya sendiri, karena terletak cukup jauh dari matahari, sekitar 721 Juta km (5,2 AU), bukan berarti suhu permukaan planet tersebut keseluruhan sangat rendah. Dibeberapa bagian planet, terutama di daerah bintik besar dan sekawanannya, temperaturnya justru sangat tinggi. Hal ini terjadi karena aktivitas gas penyebab badai disini sangat tinggi, pergerakan radial partikel sangat cepat dan kerapataanya sangat padat. Di daerah lain, misalnya di sekitaran kutub Jupiter, temperaturnya justru tidak stabil, terlebih di daerah hampr kutub (jika dibumi ibaratkan daerah lintang tinggi), karena rotasi Jupiter yang sangat cepat, pergerakan gas disini sangat cepat, lebih cepat dari daerah kutubnya sehingga sering terjadi tabrakan antar gas. Jika dari luar permukaannya, bisa dilihat seperti bentuk garis garis kain yang koyak dan berkerut.
Jupiter, sama seperti 3 kerabat raksasa lainnya, juga memiliki cincin yang memilikinya. Meskipun tidak terlihat jelas seperti cincin Saturnus, hal ini dikarenakan kepadatan dan diameter cincinnya yang kecil, mengingat cincin Jupiter merupakan sekumpulan asteroid yang berada disabuk utama, yang tertarik oleh gravitasi Jupiter dan membentuk cincin. Perlu diketahui bahwa di antara Mars dan Jupiter merupakan zona persebaran asteroid utama di tata surya, yakni zona sabuk asteroid (asteroid belt). Cincin ini tidak sepenuhnya terdiri dari batuan, juga terdiri dari sekumpulan debu sebagai akibat dari benturan meteor dengan Jupiter yang materialnya terpental ke luar planet. Cincin Jupiter terbagi menjadi 5 bagian, yakni cincin halo, cincin utama, cincin gossamer dalam, cincin gossamer luar, dan cincin terluar.
Mengenai satelit alam, secara keseluruhan memiliki sekitar 79 satelit alam. Satelit Jupiter terbagi menjadi 2 penggolongan yakni satelit reguler dan satelit ireguler. Satelit reguler memiliki orbit progade dengan inklinasi yang kecil dan bentuk yang hampir bulat, terbagi menjadi 2 kelompok ;1)kelompok Amalthea, mengorbit pada jarak yang sangat dekat dengan Jupiter, satelitnya yakni Metis, Adrastea, Amalthea, dan Thebe, dan 2)kelompok utama, biasa disebut kelompok galileo, merupakan kelompok satelit terbesar di Jupiter, termasuk di tata surya, satelitnya yakni Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Satelit ireguler memiliki orbit yang lebih eksentrik dan terletak sangat jauh dari Jupiter. Satelit yang tergolong ireguler yakni Themisto, Carpo, Valetudo, dan Sinope.
- Saturnus
Saturnus dan matahari
Saturnus merupakan planet terbesar kedua di tata surya setelah Jupiter, dan merupakan planet bercincin terbesar di tata surya. Saturnus memiliki bentuk yang diratakan di kutub
dan dibengkakkan keluar disekitar khatulistiwa.
Diameter
khatulistiwa Saturnus sebesar 120.536 km
(74.867 mil)
di mana diameter dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sebesar 108.728 km
(67.535 mil), berbeda sebesar 9%. Bentuk yang diratakan ini disebabkan oleh rotasinya
yang sangat cepat, merotasi setiap 10 jam 14 menit waktu Bumi. Jarak
antara Matahari
dan Saturnus lebih dari 1,4 miliar km, sekitar 9 kali jarak antara Bumi dan Matahari.
Perlu 29,46 tahun Bumi untuk Saturnus untuk mengorbit Matahari
yang diketahui dengan nama periode orbit Saturnus. Saturnus memiliki
periode rotasi selama 10 jam 40 menit 24 detik waktu Bumi. Walaupun inti Saturnus memiliki
massa jenis yang lebih besar daripada air, planet ini memiliki atmosferyang mengandung gas, sehingga massa jenis relatif planet ini sebesar is 0.69
g/cm³ (lebih sedikit daripada air).
Cincin Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu
cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum
diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari
lempengan padat karena akan hancur oleh gaya
sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena
gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini,
diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah
bongkahan-bongkahan es meteorit. Cincin ini terentang dari 6.630 km -
120.700 km di atas atmosfer Saturnus. Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami.
Tujuh di antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya
gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus,
Tethys,
Dione,
Rhea, Titan (Satelit terbesar
dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) dan Iapetus.
Awan terendah Saturnus dibuat oleh air es dan dengan ketebalan
sekitar 10 kilometer.
Temperatur Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250 K
(-10°F,
-23°C).
Awan di atasnya, memiliki ketebalan 50 kilometer, terbuat dari es amonium hidrogensulfida
dan di atas awan tersebut terdapat awan es amonia
dengan ketebalan 80 kilometer. Bagian teratas dibuat dari gas hidrogen
dan helium,
di mana tebalnya sekitar 200 dan 270 kilometer. Aurora
juga diketahui terbentuk di mesosfer Saturnus. Temperatur di awan bagian atas Saturnus sangat rendah, yaitu sebesar 98 K
(-283 °F, -175 °C). Temperatur di awan bagian dalam Saturnus lebih
besar daripada yang di luar karena panas yang diproduksi di bagian dalam Saturn.
Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin terkencang di Tata Surya,
mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/jam, 1.118 mph),
yang jauh lebih cepat daripada angin yang ada di Bumi.
Inti Planet Saturnus mirip dengan Jupiter.
Planet ini memiliki inti planet di pusatnya dan sangat panas, temperaturnya
mencapai 15.000 K
(26.540 °F,
14.730 °C). Inti Planet Saturnus sangat panas dan inti planet ini meradiasi sekitar 21/2
kali lebih panas daripada jumlah energi yang diterima Saturnus dari Matahari.
Inti Planet Saturnus sama besarnya dengan Bumi, tetapi jumlah massa
jenisnya lebih besar. Di atas inti Saturnus terdapat bagian yang lebih tipis
yang merupakan hidrogen metalik, sekitar 30.000 km
(18.600 mil). Di atas bagian tersebut terdapat daerah liquid hidrogen dan helium.
Inti planet Saturnus berat, dengan massa sekitar 9 sampai 22 kali lebih dari massa inti Bumi.
Cincin
Saturnus tersebut dapat dilihat dengan menggunakan teleskop modern berkekuatan
sederhana atau dengan teropong berkekuatan tinggi. Cincin ini menjulur
6.630 km hingga 120.700 km atas khatulistiwa Saturnus dan terdiri
daripada bebatuan silikon dioksida, oksida besi dan partikel
es dan batu. Sementara ruang terluas di cincin, seperti Divisi Cassini dan
Divisi Encke, dapat dilihat dari Bumi, Voyagers mendapati cincin
tersebut mempunyai struktur seni yang terdiri dari ribuan bagian kecil dan
cincin kecil. Struktur ini dipercayai terbentuk akibat tarikan graviti
satelit-satelit Saturnus melalui berbagai cara. Sebagian bagian dihasilkan
akibat satelit kecil yang lewat seperti Pan dan banyak lagi bagian
yang belum ditemukan, sementara sebagian cincin kecil ditahan oleh medan
gravitasi satelit penggembala kecil seperti Prometheus dan Pandora.
Bagian lain terbentuk akibat resonansi antara periode orbit dari partikel di
beberapa bagian dan bahwa satelit yang lebih besar yang terletak lebih jauh,
pada Mimas
terdapat divisi Cassini melalui cara ini, justru lebih berstruktur dalam cincin
sebenarnya terdiri dari gelombang berputar yang dihasilkan oleh gangguan
gravitasi satelit secara berkala.
Saturnus
memiliki 59 satelit alami, 48 di antaranya memiliki nama.
Banyak satelit Saturnus yang sangat kecil, di mana 33 dari 50 satelit memiliki
diameter lebih kecil dari 10 kilometer dan 13 satelit lainnya memiliki diameter
lebih kecil dari 50 km. 7 satelit lainnya cukup besar untuk, di mana
satelit tersebut adalah Titan, Rhea, Iapetus, Dione, Tethys, Enceladus dan Mimas. Titan adalah satelit terbesar, lebih besar dari planet Merkurius
dan satu-satunya satelit di atmosfer yang memiliki atmosfer yang tebal. Hyperion
dan Phoebe
adalah satelit terbesar lainnya, dengan diameter lebih besar dari 200 km.
- Uranus
permukaan Uranus
Uranus merupakan planet terbesar ke tiga di tata surya, dengan diameter planet mencapai 50.000 km. Uranus mengitari planet selama 84 tahun, hal ini dikarenakan jaraknya yang sangat jauh, yakni sekitar 3 miliar km (20 AU). Intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan Uranus pun sangat kecil, 400 x lebih kecil dari intensitas cahaya matahari ke bumi. Jadi wajar saja jika permukaan Uranus sangat dingin.
Sumbu
rotasi Uranus terletak pada sisinya dipandang dari bidang Tata Surya, dengan kemiringan
sumbu 97,77°. Ini memberinya perubahan musim yang sama sekali tidak
seperti planet utama lain. Planet-planet lain dapat dibayangkan sebagai gasing
yang berputar termiring-miring relatif terhadap bidang tata surya, sementara
Uranus berotasi lebih seperti bola yang menggelinding termiring-miring. Berdekatan dengan
waktu solstis Uranian, satu
kutubnya menghadap Matahari terus-menerus sedangkan kutub lainnya menghadap ke
arah sebaliknya. Hanya segaris daerah sempit di sekitar ekuator yang mengalami
pergantian siang-malam dengan cepat, namun dengan Matahari sangat rendah dari
kaki langit seperti di daerah kutub di Bumi. Pada sisi orbit Uranus yang lain
orientasi kutub-kutubnya terhadap Matahari adalah sebaliknya. Secara kasar Uranus massanya 14,5 kali massa
Bumi, menjadikannya planet yang paling ringan di antara planet-planet raksasa,
sementara itu kerapatannya 1,27 g/cm³ membuatnya planet paling tidak padat
kedua setelah Saturnus. Meskipun bergaris tengah sedikit lebih besar daripada
Neptunus (kira-kira garis tengah Bumi), Uranus lebih ringan. Nilai ini
menandakan bahwa ia terutama terdiri dari beragam es,
seperti air,
amonia
dan metana.
Massa total es di bagian dalam Uranus tidak diketahui secara tepat, dengan
munculnya gambaran-gambaran berbeda tergantung dari model yang dipilih; namun
pasti antara 9,3 dan 13,5 massa Bumi. Hidrogen
dan helium
hanya menyusun sebagian kecil dari keseluruhan, sebesar antara 0,5 dan
1,5 massa Bumi. Massa sisanya (0,5 hingga 3,7 massa Bumi)
diperhitungkan untuk massa material batuan. Inti Uranus kerapatannya
sekitar 9 g/cm³, dengan tekanan di tengahnya 8 juta bar
(800 GPa) dan suhu sekitar 5000 K. Uranus mempunyai jari-jari ekuator
dan kutub masing-masing 25 559 ±
4 dan 24 973 ± 20 km. Permukaan ini akan digunakan
di seluruh artikel ini sebagai titik nol untuk ketinggian.
Meskipun tidak ada permukaan padat yang terdefinisi
dengan jelas dalam interior Uranus, bagian terluar dari selimut gas Uranus yang
dapat diakses oleh penginderaan jauh disebut atmosfernya.
Kemampuan penginderaan jauh berlanjut ke bawah hingga kira-kira 300 km di
bawah level 1 bar (100 kPa), dengan tekanan yang bersesuaian sekitar
100 bar (10 MPa) dan suhu 320 K.
Korona
yang tipis atmosfer itu meluas jauh hingga lebih dari dua jari-jari planet dari
permukaan nominal pada tekanan 1 bar. Atmosfer Uranian dapat dibagi menjadi
tiga lapisan: troposfer, antara ketinggian −300 dan 50 km dan tekanan
dari 100 sampai 0,1 bar; (10 MPa sampai 10 kPa), Stratosfer,
kisaran ketinggiannnya antara 50 dan 4000 km dan tekanan antara 0,1 and 10–10 bar
(10 kPa to 10 µPa) dan termosfer/korona
yang meluas dari 4.000 km hingga setinggi 50.000 km dari permukaan. Mesosfer
tidak ada. Komposisi atmosfer Uranian berbeda dari komposisi
Uranus secara keseluruhan, ia terutama terdiri dari hidrogen molekuler dan helium. Metana memiliki pita penyerapan yang kuat
pada cahaya tampak
dan dekat-inframerah
membuat Uranus tampak berwarna hijau-biru atau sian. Molekul metana
menempati 2,3% atmosfernya dalam fraksi mol di bawah lapisan awan metana pada
level tekanan 1,3 bar (130 kPa). Selain
metana, sejumlah kecil berbagai hidrokarbon
ditemukan di stratosfernya Uranus, yang diperkirakan dihasilkan dari metana oleh
fotolisis
yang diinduksi oleh radiasi ultraviolet Matahari. Mereka termasuk etana (C2H6),
asetilena
(C2H2), metilasetilena
(CH3C2H), diasetilena
(C2HC2H). Spektroskopi juga mengungkapkan jejak-jejak uap
air, karbon monoksida dan karbon
dioksida di atmosfer atas, yang hanya dapat berasal dari sumber luar
seperti debu yang jatuh dan komet.
Uranus
mempunyai sistem cincin planet yang rumit, yang merupakan sistem
demikian yang kedua yang ditemukan di Tata Surya setelah cincin
Saturnus. Cincin-cincin tersebut tersusun dari partikel yang sangat
gelap, yang beragam ukurannya dari mikrometer hingga sepersekian meter. Tiga
belas cincin yang berbeda saat ini diketahui, yang paling terang adalah cincin
ε (epsilon). Semua cincin Uranus (kecuali dua) sangat sempit—umumnya mereka
lebarnya beberapa kilometer. Cincin tersebut mungkin cukup muda; pertimbangan
dinamis menandakan bahwa mereka tidak terbentuk bersamaan dengan pembentukan
Uranus. Materi di cincin-cincin itu mungkin dulu adalah bagian dari satu (atau
beberapa) satelit yang terpecah oleh tubrukan berkecepatan tinggi. Dari banyak
pecahan-pecahan yang terbentuk sebagai hasil dari tabrakan itu hanya beberapa
partikel yang bertahan dalam jumlah terbatas zona stabil yang bersesuaian
dengan cincin yang ada sekarang.
Uranus memiliki 27 satelit alam
yang telah diketahui. Nama bagi satelit-satelit ini dipilih dari karakter karya
Shakespeare
dan Alexander Pope. Lima satelit utamanya adalah Miranda,
Ariel,
Umbriel, Titania
dan Oberon. Sistem satelit Uranian adalah yang
paling kurang masif di antara raksasa gas; memang, massa gabungan kelima
satelit utamanya itupun hanya kurang dari setengah massa Triton.
Satelit yang terbesar, Titania, radiusnya hanya 788,9 km, atau kurang dari
setengah jari-jari Bulan,
tetapi sedikit lebih besar daripada Rhea, satelit kedua terbesar Saturnus,
menjadikan Titania satelit berukuran terbesar kedelapan dalam Tata Surya.
Satelit itu memiliki albedo yang relatif rendah; berkisar dari 0,20 untuk Umbriel
hingga 0,35 untuk Ariel (dalam cahaya hijau). Satelit itu
merupakan kumpulan es-batu yang kira-kira terdiri lima puluh persen es dan lima
puluh persen batu. Es itu mungkin termasuk amonia
dan karbon dioksida. Di antara satelit-satelit itu, Ariel tampak memiliki
pemukaan termuda dengan kawah tabrakan paling sedikit, sedangkan Umbriel
tampaknya yang tertua. Miranda memiliki ngarai patahan sedalam
20 kilometer, lapisan-lapisan berpetak dan variasi yang kacau dalam umur
dan fitur permukaan.
- Neptunus
Neptunus
Neptunus merupakan planet terluar dari tata surya kita, menempati posisi terakhir sebagai planet jovian dan planet terbesar ke empat di tata surya, dengan diameter sebesar 49.530 km. Berjarak sekitar 4, 45 miliar km (30,1 AU), periode revolusi 165 tahun, periode rotasi 16,1 jam, membuatnya menjadi salah satu planet terdingin di tata surya, setelah rekannya Uranus. Bila dilihat dengan teleskop, permukaan Neptunus berwarna biru laut. Hal ini dikarenakan gas penyusun Neptunus yang sebagian besar merupakan unsur yang cukup berlimpah dibumi, seperti hidrogen, helium, hidrokarbon, nitrogen, air, amonia, dan metana. Warna biru didapat dari metana yang berlimpah di atmosfer Neptunus. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitas cuaca masih melekat pada semua jenis planet jovian, terutama Neptunus ini. Neptunus memiliki massa seberat 1,024x 10^26, 17 kali lebih berat dari bumi. Sebagian besar Neptunus terdiri dari gas dan hanya 10% bagiannya merupakan inti panas, jadi tidak memiliki permukaan padat. Suhu planet Neptunus pun berkisar antara 70 K hingga 5.400 K, suhu rendah berasal dari permukaan gas planet tersebut, dan semakin memasuki planet, suhunya semakin tinggi hingga setara suhu permukaan matahari.
Hujan berlian di Neptunus
Neptunus
memiliki sebuah sistem cincin planet, meski kurang kukuh daripada Saturnus.
Cincin-cincin tersebut terdiri dari partikel es yang diselubungi bahan berdasar
silikat atau karbon yang memberi warna merah pada cincin. Tiga cincin utamanya
adalah Cincin Adams yang sempit, 63000 km dari pusat Neptunus, Cincin Le
Verrier pada ketinggian 53000 km, dan Cincin Galle yang luas dan lemah
pada ketinggian 42000 km. Perpanjangan lemah ke luar hingga Cincin Le
Verier diberi nama Lassell; perpanjangan ini dibatasi oleh Cincin Arago di
pinggiran luarnya pada ketinggian 57.000 km. Cincin
terluar, Adams, terdiri dari lima busur utama yang diberi nama Courage, Liberté,
Egalité 1, Egalité 2 dan Fraternité. Para
astronom sekarang yakin bahwa busur-busur tersebut mengitari Neptunus sesuai
bentuknya sekarang akibat dampak gravitasi Galatea,
sebuah satelit yang dekat dengan cincin ini.
Mengenai cuaca di planet Neptunus, aktivitas internalnya sangat mengerikan. Neptunus memiliki sistem badai yang ekstrem, berkecepatan 600 m/detik, setara aliran supersonik. Selain itu, kecepatan pergerakan awan di Neptunus bisa mencapai 400m/detik bergerak secara horizontal menuju khatulistiwa. Neptunus diketahui memiliki 14 satelit alami.
Satelit terbesar terdiri dari 99,5 persen massa di orbit sekitar Neptunus dan satu-satunya yang berbentuk sferoid
adalah Triton, ditemukan oleh William
Lassell 17 hari setelah penemuan Neptunus. Tidak seperti
satelit planet besar lain di Tata Surya, Triton memiliki orbit menghulu, yang
menandakan bahwa Triton terjebak oleh gravitasi Neptunus, bukannya terbentuk di
tempat; Triton diduga pernah menjadi planet kerdil
di sabuk Kuiper. Triton sangat dekat dengan Neptunus sehingga terjebak dalam rotasi sinkronisnya, dan
secara perlahan bergerak spiral ke dalam akibat akselerasi pasang dan akan
terbelah dalam kurun 3,6 miliar tahun ketika Triton mencapai batas Roche. Pada tahun
1989, Triton merupakan benda terdingin yang pernah diukur di tata surya, dengan
perkiraan suhu sekitar −235 °C (38 K). Satelit kedua Neptunus (menurut urutan
penemuannya), yaitu satelit ireguler Nereid,
memiliki salah satu orbit paling eksentrik di antara semua satelit di tata
surya. Eksentrisitas sebesar 0,7512 memberikannya apoapsis
tujuh kali lebih panjang daripada periapsisnya
dari Neptunus.
Baiklah sobat, sekian yang bisa saya jelaskan mengenai pengklasifikasian planet jovian. Ikuti perkembangan blogku selanjutnya, salam astronomi!
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Komentar
Posting Komentar